Sabtu, 06 Juni 2009

Kedudukan Ibadah Sholat dalam Islam (oleh Ustd. Abdullah)

Pengajian Malem Jum'at (Masjid Syuhada’, Pekanbaru)

Sholat adalah ibadah yang paling istimewa dalam Islam dibanding Ibadah lain baik puasa, zakat, hajji ataupun ibadah2 yg lain. Jika ibadah lain perintah untuk melakukannya diterima oleh Rasulullah Shallalaahu 'Alaihi Wa Sallam melalui Malaikat Djibril, maka perintah Shalat diterima langsung oleh Nabi langsung dari Allah Subnahu Wa Ta'ala di Sidrotul Muntaha saat beliau Mi'roj. Tidak heran jika beliau mengatakan dalam hadistnya :

" Hal pertama yang akan diperhitungkan kelak di hari kiamat adalah Shalat, Jika baik shalatnya maka amal yang lain dianggap baik. Jika jelek ibadah shalatnya maka seluruh ibadah lain dianggap jelek ".

Dalam Al-quran Allah telah berfirman

" Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. yaitu orang-orang khusyuk' (tenang) dalam shalatnya'.

Mungkin banyak diantara kita yang telah melaksanakan shalat, alhamdu qjj. Jika ada orang-orang yang beruntung, tentu ada pula orang-orang yang tidak beruntung (celaka). Allah menginformasikan melalui firman Nya :

"Maka Neraka Wail disediakan bagi orang-orang yang Shalat. Yaitu mereka yang lalai dalam shalatnya...".

Beberapa ahli tafsir menerangkan 'Kelalaian" ini menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Lalai Niat

Yang dimaksud dengan lalai niat adalah kesalahan niat shalat seseorang. Ada kalanya seseorang itu shalat karena malu, segan dan lain sebagainya pada mertua, istri dan tetangga. Meski telah menggugurkan kewajiabn shalat, orang tersebut masih dianggap lalai.

2. Lalai Waktu

Banyak diantara kita (terutama saya) seringkali menunda shalat ketika sedang asyik bekerja. Selalu beralasan hendak menyelesaikan pekerjaan yang tinggal sedikit lagi. Ah, nanggung bentar lagi juga kelar. Namun, akibat tipu daya setan tahu2 waktu shalat sudah hampir habis. Orang tersebut juga terhitung melalaikan shalat meski telah melaksanakannnya.

3. Lalai Kaifiyyat

Banyak juga diantara para Mushollin (orang yang melaksanakan shalat) lalai dengan tatacara shalat. Ada yang shalatnya "mirip ayam mematuk" kata Nabi. Tergesa-gesa dan cepat-cepat. Mendahului Imam, posisi kaki saat sujud tidak sempurna, membaca fatihah sekali nafas dan lain sebagainya. Karena itu hendaklah seseorang selalu menuntut ilmu dan mempelajari tata cara shalat dengan baik dan benar.

4. Lalai Ruh

Segala sesuatu terdiri dari dua bagian. Jasmani (konkrit) dan ruhani (Abstrak). Sama dengan shalat. Disamping memiliki sisi jasmani (gerak badan kita) shalat juga memiliki dimensi ruhani (olah fikir kita).Jika Musholli sedang melaksanakan shalat, setan selalu berusaha membuyarkan fikirannya. Ustadz menggambarkan shalat seperti memasak pada tungku panci masak selalu ditopang oleh 3 batu, jika salah satu batu jatuh maka akan tumpahlah isi panci. Begitupun shalat, harus trdiri dari 3 bagian. jasamani yg bergerak, hati yang memerintah badan dan fikiran yang memikirkan makna shalat. Kebanyakan kita gagal pada bagian yang ketiga yaitu fikiran. Hal ini sering kita alami sesaat setelah takbirotul ihram. Ketika Imam membaca al-fatihah pikiran kita terbang kemana-mana. Anehnya, seringkali sesuatu yg kita lupa diluar shalat, tiba2 teringat di tengah shalat seperti kunci yang hi lang, uang yang tertinggal dan lain sebagainya. Begitulah setan selalu berusaha memberdayakan kita.

5. Lalai Hakikat

Mungkin disebabkan kita kurang faham arti bacaan shalat sehingga kadang kita kurang memperhatikan apa hakikat shalat. Allah menyebutkan bahwa hakikat shalat adalah penyembahan, dalam rangka beribadah kepada Nya. Allah berfirman :

" Sesungguhnta tiada Aku ciptakan manusia dan Jin kecuali untuk menyembah Ku".

Inilah hakikat shalat. Sehingga wajid diusahakan ketika kita membaca Allahu Akbar, hati kita benar2 menyadari bahwa Dia-lah yang Maha Besar, sedang kita kecil dan tak berdaya. Saat kita membaca Alhamdulilaahi Rabbil 'Aalamiin..hendaknya hati kita menyadari bahwa hanya milik Allah lah segala pujian dan kesempurnaan. Hal ini sangat sulit kecuali melalui latihan dan pemahaman yang baik.

6. Lalai Hikmat

Kelalaian menyadari hikmat pelaksanaan shalat mungkin karena kurangnya ilmu kita. Hikmat diperintahkannya shalat adalah sebagaimana yang disebutkan Allah :

" Sesungguhnya shalat mampu mencegar seseorang dari perbuatan keji dan mungkar ".

Itulah hikmat dari shalat yang paling besar. Selama seseorang masih menjalankan dosa, kekejian dan kemungkaran berarti dia masih melalaikan shalat.

Memang sangat sulit menjalankan shalat yang baik dan benar. Pak Ustadz juga memberikan beberapa tips agar kita khusyu' dalam shalat, diantaranya :

a. Khudlurul Qalb (menghadirkan hati)

Maksudnya adalah berusaha untuk berkonsentrasi dan menyadari bahwa dia sedang menghadap Dzat yang Maha Besar. Bahkan Sayyidina Aly K.w pun selalu menggigil badannya karena rasa takut akan menghadap Allah dalam shalat.

b. Tafahhum (memahami arti bacaan shalat).

Hal ini penting agar pikiran kita selalu focus dan memikirkan apa yang kita ucapkan.

c. Khauf dan Raja' (Takut dan Berharap)

Yakni merasa takut shalat kita tidak diterima Allah karena banyaknya kekurangan, sekaligus berharap dengan sangat Allah akan bermurah hati mengampuni kesalahan tersebut dan menerima shalat kita, dengan rahmat Nya.

Sebenrnya dan masih banyak lagi (saya lupa yang lain, maklum ngajinya "kupingan" alias hanya modal telinga dan ga mencatat Berat memang melaksanakan shalat yang benar sesuai dengan cara-cara di atas. Namun semoga Allah selalu memberi kita kekuatan dan kemauan untuk belajar dan terus belajar sehingga suatu saat kita mampu melaksanakan shalat sesuai yang dicontohkan oleh Kandjeng Nabi Muhammad Shallalaahu Alaihi Wasallam.....

Subhaanakallaahumma Wabihamdika Ashadu An Laa Ilaaha Illa

Anta Astaghfiruka Wa_atuubu Ilaih....

Tidak ada komentar: