Minggu, 27 Juli 2008

The essential of jakarta

Assalamualaikum..
Hidup berbulan-bulan diluar pulau kadang membuat perasaan ini rindu pada sensasi kompleksitas kota jakarta dengan segala keunikannya. Seperti hari ini,aku iseng2 jalan2 ga tentu arah demi ngilangin rasa boring alias bosen krn dah seminggu ini idle alias ga ada kerjaan, abis datang dari Padang. Pagi2 setelah sarapan aku pergi ke stasiun Tebet yg kebetulan ada di belakang kost. Melewati jalan2 tikus di belakang kosan menuju ke satsiun, bisa kulihat inilah wajah2 asli pemukiman penduduk
Jakarta yg sempit dan kumuh. Sampai di stasiun, aq langsung beli karcis kereta rakyat alis KRL seharga 2.500 dengan tujuan stasiun Bogor. Sambil menunggu kereta tiba, kulihat banyak berjubel para calon penumpang berbaur dengan anak2 jalanan, pengemis dan para pedagang. KRL benar2 menjadi tumpangan favorit para pekerja khususnya dari daerah luar jakarta seperti depok dan sekitarnya. Beberapa menit kemudian KRL yg kami tumpangi tiba juga. Sepanjang perjalanan, banyak hal yg kutemui yg selama ini selalu menjadi bagian dari perjalanan di KRL. Para pedagang, pengemis, anak2 gelandangan, copet dan tentu saja penumpang, berbaur menjadi satu dalam gerbong2 tua. Jangan membayangkan apalagi membandingkan dengan nyamannya naik kereta subway di luaran sono seperti Singapore atau jepang, yg namanya KRL di sini naudzubillah..jauh dari harapan hehehehe...Kumal, bau, berdesakan dan kotor adalah ciri utama yg bisa ditemui di KRL Ekonomi ini. Namun di sinilah kelebihannya, aku bisa menemukan banyak hikmah yg terserak. Melihat seorang anak kecil yg membaca pun belum bisa sudah mengamen, bapak2 buta yg menengadahkan tangannya, ibu2 cacat yg rela menggendong anaknya demi sejumlah recehan guna memenuhi kebutuhannya membuatku tersadar. Sadar bahwa seburuk apapun keadaanku saat ini, ada saudara2 kita yg jauh lebih menderita. Hikmah yang tidak bisa kudapatkan jika naik KRL Cepat AC dengan harga yg lebih mahal dan cepat tentunya, dimana tak ada satupun pengemis maupun pengamen yg boleh masuk. Belom lagi sensasi rasa lega mendapat secuil tempat sekedar menempelkan pantat setelah hampir 2 jam berdiri dari jakarta sampe depok...ah, untoldable deh...Maka ketika kereta telah sampai di Bogor sepertinya aku bangun dari mimpiku, bangun dari kondisi menyerah, mengeluh, tidak menysukuri nikmat dan sebagainya..kembali lagi bersemangat dan berusaha sekuat tenaga untuk mensyukuri apa yg telah dianugerahkan Tuhan...Alhamdulillah....
Besoknya lagi, jalan2 dilanjutkan ke bilangan Senen naik Busway. Sama saja dengan KRL yg dirancang sebagai transportasi publik yg cepat dan nyaman. Busway juga dijelali para penumpang mulai eksekutif muda, pekerja hingga mahasiswa yg butuh transport yg cepat. Dari terminal Kampung Melayu sampai Senin, aku ga dapet tempat duduk, jadi ya harus "njeghideg" sepanjang jalan, Hanya, busway lebih nyaman dari KRL karena ada AC nya. Jadi keinget pas pertama kali naik busway, aku sempat terherab-heran karena tiap kali sampe Shelter (pemberhentian sementara), selalu keluar suara dari sopir seperti " Next Stop, Kebon Pala Shelter. Please Check your belonggings and step carefully...". Kok ga capek bu supir itu ngomong gitu terus. Ga taunya, suara itu keluar dari sebuah kaset rekaman.. ckckckck....ndeso2....

Tidak ada komentar: